Bayi berusia tiga tahun (Batita) tewas di dalam mobil setelah ditinggalkan neneknya beberapa jam. Sang nenek lupa kalau dia telah meninggalkan batita perempuan itu seorang diri di dalam mobilnya. Insiden tersebut terjadi di Sungai Tiram, Ulu Tiram, Johor, Malaysia, Minggu (25/4/2021).
Menurut Kepala Kepolisian Distrik Seri Alam, Superintendent Mohd Sohaimi Ishak, pihaknya mendapat laporan kematian dari Rumah Sakit Ismail Hospital. Berdasarkan investigasi, ditemukan bahwa nenek sang balita yang berusia 59 tahun, membawa balita itu dan kakaknya ke sekolah di Sungai Tiram pukul 1 siang. Dilaporkan Harian Metro dikutip dari World of Buzz, sang nenek yang lupa meninggalkan balita itu di mobilnya ketika sampai di rumah.
Saat itu, mesin mobil juga telah dimatikan. Selang beberapa jam kemudian, ibu sang balita mencari anaknya ke seluruh rumah dan tak menemukannya. “Nenek balita itu kemudian menyadari dirinya telah meninggalkan korban di dalam mobil, dan menemukannya tak sadarkan diri di lantai mobil di kursi belakang,” ujar Sohaimi Ishak.
“Hasil laporan pasca kematian pada Senin (26/4/2021) menunjukkan bahwa tubuh korban sehat dan tak ada luka maupun memar,” tambahnya. Kematian balita tersebut dipastikan karena sengatan panas, setelah terjebak di dalam kendaraan. Kasus Ini pun diinvestigasi di bawah Pasal 31(1) (a) Undang Undang (UU) Perlindungan Anak 2001 dan bisa menyebabkan hukuman penjara hingga 20 tahun dan denda sebesar 50.000 ringgit atau setara Rp176 juta.
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah tidur di dalam mobil dengan kondisi mesin dan AC menyala. Perlu diketahui bahwa hal itu sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Cukup banyak kejadian orang meninggal di dalam mobil ketika sedang tidur seperti itu.
Lantas, kenapa hal itu sangat berbahaya? Menurut Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center, apabila ada gas buang kendaraan bocor dan masuk ke area kabin dan terisap orang yang sedang tidur, itu bisa berbahaya sekali. "Faktanya hanya butuh 1 jam untuk seseorang mati lemas bila kadar oksigen di dalam kabin menurun, yang disebabkan oleh meningkatnya akumulasi karbon monoksida di kabin," ujar Marcell kepada Kompas.com, Senin (21/1/2019).
Marcell melanjutkan, meskipun hal itu dilakukan dengan kondisi kaca dibuka sedikit, bukan tidak mungkin kadar CO meningkat sedikit dan menurunkan kadar oksiden dalam darah yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan. Beda kondisi dengan kondisi sedang mengemudi atau mobil berjalan tidak keracunan CO. Hal tersebut karena dalam kondisi sadar bila temperatur berubah atau napas kurang nyaman, bisa melakukan tindakan seperti membuka jendela.
"Berbeda dengan saat kita sedang tidur, kita tidak sadar dengan perubahan yang ada," ucap Marcell. Lantas, bagaimana jika kondisi mesin mati dan kaca jendela terbuka? Sekiranya aman, kata Marcell, jika posisinya di dalam parkiran basement, tetap bahaya karena terkadang sirkulasi udara di dalam ruangan itu kurang baik sehingga kadar CO ikut tinggi. "Belum lagi risiko kerampokan menjadi tinggi karena tidur terus posisi kaca jendela terbuka," kata dia.
Untuk itu, tetap cari tempat yang dirasa benar benar aman bila Anda memang sudah tidak bisa lagi menahan kantuk. Misalnya, bila berada di rest area, cari lokasi yang berdekatan dengan pos penjagaan. Buka sedikit kaca jendela, dan matikan mesin kendaraan. Pastikan semua barang berharga seperti dompet, tas, atau ponsel tersimpan rapi di tempat yang tidak terlihat dari luar.